Mengenai Saya

Jumat, 11 Juni 2010

Teletubbies Vs Franklin


TELETUBBIES VS FRANKLIN


  Siapa sih yang tidak mengenal tokoh boneka teletubbies??? teletubbies (Television in the tummy of the babies)yang dalam bahasa indonesianya diartikan sebagai televisi di perut para bocah adalah film yang menampilkan empat tokoh boneka gendut (tubby) dan lucu bernama Tinky-Winky (berwarna ungu), Dipsy (hijau), Laa-Laa (kuning), dan Poo(merah). Di kepala empat sekawan itu ada antena, yang menandakan bahwa televisi memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi anak-anak. Rumahnya berupa lapangan golf yang hijau dan sejuk, disebut Teletubbyland. Di situ ada kincir angin, televisi, kelinci, pancuran air, yang selalu disinari matahari berwajah bayi imut-imut.
Film rekaan Anne Woods dan Andrew Davenport yang pertama kali muncul di Inggris tahun 1995 ini tak sekadar nongol di televisi. Pernik-perniknya juga membanjir di toko mainan, toko buku, mal, pasar, sampai perempatan lampu merah. Bentuknya bisa komik, kartu, boneka, VCD, gantungan kunci, stiker, sikat gigi, tempat nasi, handuk, pigura, dan berbagai asesoris peralatan sekolah. Bahkan kini telah terbit majalah teletubbies. Pendeknya, sang idola itu bisa menyapa anak-anak di mana saja, kapan saja. Tak mengherankan bila anak-anak begitu
akrab.

Kenalkah dengan Franklin???????? pernahkah anda membaca bukunya?????? franklin adalah seekor penyu yang baik hati. dalam cerita ini lebih banyak menggunakan berbagai jenis hewan seperti kura-kura atau penyu, rusa, burung hantu, dan lain sebagainya.








Data umum dari kedua media

 TELETUBBIES
*Data Umum :

Jenis : film
Judul : Teletubbies
Durasi : 1 jam, 10 menit
Tanggal : 1 mei 2003


* Penyampaian content: Boneka seukuran manusia bercampur dengan manusia


*Content atau isi cerita Didalam film menceritakan berbagai macam aktivitas aktivitas yang sering dilakukan anak, hal – hal yang terlihat pada film ini yaitu anak menyikat gigi, seorang anak yang mencuci piring, terlihat anak-anak yang akan berangkat kesekolah, terlihat juga sekelompok anak-anak yang pergi berpetualang, terlihat juga para teletubbies membuat pudding, dan terakhir terlihat 2 orang anak laki-laki dan perempuan yang akan tidur bersama.


*Tujuan/materi yang ingin disampaikan/ pelajaran yang bisa diambil Dalam terdapat berbagai macam tujuan, diantaranya:



1. Mengajarkan pada anak untuk rajin menyikat gigi
2. Mengajarkan pada anak untuk membantu orangtua dalam seperti mencuci piring
3. Mengarkan pada anak untuk rajin kesekolah
4. Ingin menyampaikan pada anak bahwa bertemanlah dengan cara yang baik.
5. Mengarkan pada  anak-anak untuk menggunakan pakaian yang seharusnya ketika tidur, Misalnya piyama.


*Sasaran pembaca atau sasaran penonton :
1. Film ini cocok untuk anak yang berusia 2 tahun keatas hal ini karena anak usia ini sudah mulai bisa mempresentasikan dunia mereka dengan kata-kata, bayangan dan gambar-gambar.

2.Film ini juga cocok untuk laki-laki maupun perempuan


*Pengemasan media (kelebihan dan kelemahan) :
1. Banyak memberikan pesan yang mudah dimengerti oleh anak

2. Film ini sangat menarik bagi anak-anak, dimana Anak-anak cenderung menyukai warna-warna.

3. Film ini memiliki kelemahan, yaitu ada satu hal yang agaknya sulit dikenali anak-anak pada umumnya, yakni jenis kelaminnya. Sebab, kostumnya sama, aktivitasnya pun tak berbeda.

4.  film ini untuk anak yang kebih besar mungkin akankebosanan.  Buku ini sangat menarik untuk anak-anak karena telah sesuai dengan tujuannya yaitu mengajarkan pada anak tentang cara bersosialisasi dan menghadapi teman baru.


5.  untuk anak yang kebih besar akan membosankan


*Teori yang relevan Film ini terkait dengan teori piaget, khususnya anak yang sedang dalam tahap praoperasional diman pada tahap ini anak sudah mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk memahami dunia. Pemikiran-pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui hubungan informasi sensorik denagn tindakan fisik. (piaget, dalam dalam santrok 2007)
 
FRANKLIN
  *Data Umum:
Jenis : buku

Judul : faranklin ( teman baru franklin)
15 halaman, tahun 1997


*Penyampaian content: Full warna

*Content atau isi cerita:
Didalam buku franklin ini, menceritakan tentang franklin yang mendapatkan teman baru, yang bertubuh besar jauh lebih besar darinya.pada awalnya franklin sangat takut dengan teman barunya tersebut, namun pada akirnya mereka berdua bersahabat.


*Tujuan/materi yang ingin disampaikan/ pelajaran yang bisa diambil:
Dalam buku franklin yang berjudul teman baru ini, penulis ingin menyampaikan pada anak bahwa:

1. janganlah melihat teman dari bentuk fisiknya saja.
2. penulis ingin mengajarkan kepada anak untuk bekerja sama dengan teman, secara baik.
3.Mengajark kepada anak untuk saling berbagi.

*Sasaran pembaca atau sasaran penonton:
 Buku ini cocok untuk anak prasekolah. Dan buku ini juga Lebih cocok untuk anak laki-laki karena banyak terkandung permaianan yang seharusnya dilakukan anak laki=laki


*Pengemasan media (kelebihan dan kelemahan):

1. Buku ini sangat menarik untuk anak-anak karena telah sesuai dengan tujuannya yaitu mengajarkan pada anak tentang cara bersosialisasi dan menghadapi teman baru.



2. untuk anak yang kebih besar akan membosankan

 
*Teori yang relevan:
Pada buku franklin, saya menggunakan teori Erikson inisiatif Vs rasa bersalah dimana tahap ini adalah tahap ketiga ari erikson yang mengatakan bahwa pada tahap ini, terjadi selama tahun prasekolah. Begitu anak prasekolah memasuki dunia sosial yang lebih luas, mereka akan menghadapi lebih banyak tanntangan.

( Erikson, dalam santrok 2007)

Analisi dari kedua media TELETUBBIES VS FRANKLIN


Film teletubbies memang sangat menarik bagi anak-anak yang pada dasarnya telah mengenal warna, namun untuk menangkap informasi dari penyajian film tersebut blum bisa ditangkap anak-anak usia 3 tahun kebawah. Namun film ini memiliki beberapa kelemahan dimana film ini tidak sama sekali melakukan pengenalan gender. menurut salah seorang anak,” poo adalah perempuan karena bajunya merah” sedanhgkan anak lain mengataka tingkiwingkilah yang perempuan karena bajunya ungu, sedangkan anak yang menganggap bahwa justru lala lah yang perempuan karena namanya Lala. Seperti yang kita ketahui, ketidak jelasan identitas berbahaya bagi perkembangan anak. Namun apa yang disajikan dalam film ini juga banyak memberikan pesan-pesan positif bagi anak-anak yang menontonnya, seperti halnya menyikat gigi, berangkat kesekolah, mengggunakan piyama ketika tidur, bersosialisasi dengan baik. Adupun dengan buku franklin yang juga tidak kalah menariknya dari teletubbies, cerita ini melibatkan berbagai macam jenis hewan, dan tokoh merupakan tujuan dari franklin edisi (teman baru franklin), selain itu buku ini juga mengajarkan pada anak untuk saling berbagi dengan temannya dan bekerja sama dengan baik. Namun buku ini dapat memungkinkan terjadi kebosanan apabila dibaca oleh anak yang sudah agak besar. Buku ini juga baik dibaca oleh anak yang telah duduk dibangku sekolah baik TK maupun SD hal ini karena didalm cerita ini lebih focus terhadap lingkuangan sekolah.

My opinion/conclusion

Saya lebih menyukai cerita teletubbies, hal ini karena teletubbies penyajiannya dalam bentuk film yang lebih nyata dan lebih bayak menyampaikan pesan-pesan kepada anak, serta aktivitas teletubbies yang sangat menarik anak-anak. Sedangkan franklin penyajiannya melalui buku bacaan yang pesannya ditampilkan dalam bentuk kata-kata dan gambar. Namun saran saya kepada orangtua, untuk anak yang usianya diatas 3 tahun, gunakanlah teletubbies sebagai media anak, namun untuk anak yang dibawah usia 3 tahun, gunaklah franklin, hal ini karena ditakukan akan terjadi kekeliruan gender. dimana anak usia dibawah 3 tahun akan menyebabkan anak tak bisa membedakan mana laki-laki mana perempuan.











 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar